Menjaga Sikap dalam Menyampaikan Pendapat

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang pasti memiliki pandangan dan pemikiran yang berbeda. Baik dalam keluarga, lingkungan kerja, pertemanan, maupun komunitas, kemampuan menyampaikan pendapat dengan cara yang baik adalah keterampilan penting yang mencerminkan kedewasaan dan akhlak seorang muslim. Islam mengajarkan umatnya untuk berbicara dengan adab, menjaga lisan, dan menyampaikan kebenaran dengan cara yang paling lembut dan bijaksana.
Artikel ini membahas bagaimana cara menjaga sikap saat menyampaikan pendapat, agar pesan tersampaikan tanpa menyinggung, merendahkan, atau menimbulkan perselisihan.
1. Memulai dengan Niat yang Baik
Segala sesuatu dalam Islam bermula dari niat. Ketika hendak menyampaikan pendapat, niatkan bahwa tujuan utama adalah mencari kebenaran, memperbaiki keadaan, atau memberikan kontribusi positif.
Bukan untuk: membuktikan diri paling benar, merendahkan orang lain, atau memenangkan perdebatan.
Niat yang baik akan membimbing perilaku agar tetap lembut dan santun selama berbicara.
2. Gunakan Bahasa yang Halus dan Tidak Menyakitkan
Islam mengajarkan untuk memilih kata-kata yang baik. Allah berfirman, "Dan berkatalah kepada manusia dengan perkataan yang baik." (QS. Al-Baqarah: 83)
Menggunakan kata-kata yang lembut tidak mengurangi kekuatan pesan, justru membuat orang lebih mudah menerima.
Contohnya:
“Menurut saya, mungkin ada cara lain yang bisa kita pertimbangkan.”
“Kalau boleh saya menambahkan sedikit pendapat…”
Hindari kata-kata yang bernada menyalahkan atau menyudutkan seperti: “Kamu salah”, “Harusnya begini”, atau “Pendapatmu tidak masuk akal.”
3. Dengarkan Sebelum Berbicara
Salah satu adab terpenting dalam menyampaikan pendapat adalah mendengarkan terlebih dahulu. Dengan memahami situasi dan lawan bicara, kita dapat memberikan tanggapan yang lebih tepat.
Mendengarkan juga menunjukkan bahwa kita menghargai pendapat orang lain, bukan hanya ingin didengar.
4. Tidak Memaksakan Pendapat
Tidak semua orang akan sepakat dengan kita. Islam mengajarkan untuk berusaha menasehati dengan hikmah, bukan dengan pemaksaan.
Jika pendapat kita tidak diterima, tetaplah menjaga sikap dan serahkan hasil akhir kepada Allah. Tugas kita hanya menyampaikan dengan cara terbaik.
5. Tetap Tenang dan Kendalikan Emosi
Saat berbeda pandangan, sangat mudah terbawa emosi. Namun, ketenangan adalah bagian dari akhlak mulia yang dicontohkan Rasulullah ﷺ.
Bila suasana diskusi mulai memanas, berhenti sejenak, tarik napas, dan lanjutkan dengan suara yang lebih lembut.
Ingat, tujuan berbicara bukan memenangkan perdebatan, melainkan menyampaikan kebenaran dan menjaga persaudaraan.
6. Hindari Menghina, Meremehkan, atau Mengolok-olok
Islam tegas melarang perilaku yang merendahkan orang lain. Kritik boleh, tetapi tetap pada ide atau perilaku, bukan menyerang pribadi seseorang.
Contoh cara menyampaikan kritik yang baik:
“Pendekatan itu kurang efektif, mungkin bisa kita evaluasi lagi.”
Bukan:“Ide seperti itu sudah jelas tidak berguna.”
7. Pilih Waktu dan Tempat yang Tepat
Kadang masalah bukan pada kata-katanya, tetapi pada timing-nya. Menyampaikan pendapat di depan umum, ketika orang lain sedang lelah, atau saat suasana tegang dapat membuat pesan ditolak.
Jika perlu menyampaikan sesuatu yang sensitif, lakukan secara pribadi dan penuh kelembutan.
8. Siap Dikritik dan Terbuka dengan Masukan
Orang yang baik dalam menyampaikan pendapat adalah orang yang juga baik dalam menerima pendapat orang lain. Bersikap terbuka akan membuat komunikasi dua arah berjalan lebih sehat dan penuh keberkahan.
Menjaga sikap dalam menyampaikan pendapat adalah bagian penting dari akhlak seorang muslim. Dengan niat yang benar, cara yang lembut, serta adab yang dijaga, setiap perkataan kita bisa menjadi sumber kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.
Lisan yang dijaga dapat menjadi jalan menuju keberkahan, menghindarkan kita dari perselisihan, dan memperbaiki hubungan sosial. Semoga Allah membimbing kita untuk selalu berbicara dengan hikmah dan kelembutan.