Menjaga Kesederhanaan Hidup di Tengah Tren Mewah

24 Nov 2025

Di era sekarang, gaya hidup sering kali diukur dari apa yang terlihat: pakaian bermerek, gadget terbaru, tempat nongkrong yang mewah, hingga tren liburan yang fantastis. Media sosial memperkuat semua itu—orang berlomba menunjukkan pencapaian, sementara yang melihat merasa harus mengikuti agar tidak ketinggalan zaman.

Padahal, kesederhanaan adalah nilai penting yang diajarkan dalam Islam. Sederhana bukan berarti miskin atau tidak boleh menikmati kenikmatan, tetapi tentang hidup dengan bijak, tidak berlebihan, dan tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama. Menjaga kesederhanaan justru membuat hati lebih lapang, pikiran lebih tenang, dan hidup lebih berkah.

Berikut beberapa cara dan alasan pentingnya menjaga kesederhanaan hidup di tengah tren mewah.

1. Mengingat Bahwa Kesederhanaan Adalah Ajaran Rasulullah ﷺ

Rasulullah ﷺ adalah teladan dalam hidup sederhana. Padahal beliau mampu hidup mewah jika ingin. Kesederhanaan beliau bukan karena kekurangan, tetapi karena hati yang penuh syukur dan fokus pada akhirat.

Meneladani beliau membuat kita menyadari bahwa:

  • harta bukan ukuran kemuliaan,

  • kesederhanaan menunjukkan keteguhan hati,

  • hidup yang cukup lebih menenangkan dibanding mengejar kemewahan tanpa batas.

2. Fokus pada Kebutuhan, Bukan Keinginan

Tren mewah seringkali membuat kita merasa ingin, bukan butuh. Tanpa sadar, seseorang bisa menghabiskan uang untuk hal yang sebenarnya tidak diperlukan.

Cara membedakan kebutuhan dan keinginan:

  • Tanyakan pada diri: “Apakah ini benar-benar perlu?”

  • Tunda pembelian selama 24 jam, lihat apakah keinginan itu masih kuat.

  • Evaluasi apakah sesuatu membawa manfaat jangka panjang.

Dengan begitu, kita tidak mudah tergoda mengikuti tren hanya demi terlihat keren di mata orang lain.

3. Membatasi Pengaruh Media Sosial

Media sosial adalah mesin pembanding yang sangat kuat. Melihat gaya hidup orang lain bisa membuat kita merasa kurang, padahal kenyataannya setiap orang punya perjalanan dan rezeki masing-masing.

Untuk menjaga kesederhanaan:

  • kurangi konsumsi konten flexing atau pamer gaya hidup,

  • atur waktu penggunaan media sosial,

  • ikuti akun yang memberikan manfaat dan ketenangan, bukan tekanan.

Ingat, tidak semua yang terlihat mewah berarti bahagia.

4. Mengutamakan Nilai Spiritual daripada Simbol Materi

Orang yang sederhana biasanya memiliki orientasi hidup yang lebih jelas—bukan pada dunia, tetapi pada nilai-nilai yang lebih tinggi: akhlak, ibadah, keluarga, dan keberkahan.

Mengutamakan spiritualitas akan membuat kita:

  • tidak mudah iri pada kemewahan orang lain,

  • lebih bersyukur dengan apa yang dimiliki,

  • merasa cukup meskipun sederhana.

Inilah harta sejati yang tidak bisa dibeli.

5. Bersyukur dengan Apa yang Dimiliki

Bersyukur adalah kunci ketenangan hati. Kesederhanaan hanya bisa dijaga jika seseorang merasa bahwa rezeki yang ada sudah cukup.

Cara melatih syukur:

  • menuliskan hal kecil yang disyukuri setiap hari,

  • memandang ke bawah, bukan hanya ke atas,

  • mengingat bahwa setiap rezeki memiliki amanah.

Semakin bersyukur, semakin hilang kebutuhan untuk mengikuti tren mewah yang menjerat.

6. Menghindari Perilaku Hidup Berlebihan (Israf)

Islam melarang umatnya hidup berlebihan, meskipun dengan harta yang banyak. Israf tidak hanya boros, tetapi juga menunjukkan hati yang kurang puas.

Dampak israf:

  • keuangan tidak stabil,

  • hati gelisah karena selalu ingin lebih,

  • menjadi mudah terjebak dalam gaya hidup konsumtif.

Sementara dengan hidup sederhana, seseorang dapat menabung, bersedekah lebih banyak, dan merencanakan masa depan dengan lebih tenang.

7. Lebih Banyak Berpikir Jangka Panjang

Kemewahan yang dipamerkan sering bersifat jangka pendek. Barang mahal hari ini bisa jadi tren basi besok. Namun, keputusan finansial yang baik berdampak panjang bagi kehidupan.

Pertimbangkan untuk:

  • berinvestasi daripada membeli barang gaya hidup,

  • mengembangkan keterampilan,

  • menggunakan uang untuk hal bermanfaat seperti pendidikan atau usaha.

Ini jauh lebih berharga daripada sekadar mengikuti tren yang cepat berganti. Menjaga kesederhanaan di tengah tren mewah bukan hal mudah, tetapi sangat mungkin dilakukan. Kesederhanaan membuat hidup lebih fokus, hati lebih damai, dan rezeki lebih berkah. Dengan menahan diri dari berlebihan, membatasi pengaruh media sosial, memperbanyak syukur, dan meneladani Rasulullah ﷺ, kita bisa menjalani hidup yang lebih tenang dan bermakna.

 

Kesederhanaan bukan tentang apa yang kita punya, tetapi tentang bagaimana hati kita memandang dunia.