Menjaga Kebersamaan Keluarga lewat Makan Bareng Sunnah

Dalam kehidupan modern yang serba cepat, kebersamaan keluarga sering kali menjadi hal yang langka. Jadwal kerja yang padat, sekolah anak yang sibuk, hingga waktu istirahat yang berbeda-beda membuat momen makan bersama terasa mewah. Padahal, makan bareng dalam Islam bukan sekadar kebiasaan sosial, melainkan juga bagian dari sunnah yang membawa banyak keberkahan.
Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa makan bersama memiliki nilai lebih dari sekadar mengenyangkan perut — ia menjadi sarana mempererat kasih sayang, menumbuhkan empati, dan menjaga keharmonisan keluarga.
1. Makan Bersama Adalah Sunnah yang Sarat Keberkahan
Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Berkumpullah kalian dalam makan dan sebutlah nama Allah, niscaya makanan itu akan diberkahi untuk kalian.”
(HR. Abu Dawud)
Hadits ini menegaskan bahwa makan bersama mendatangkan berkah yang tidak hadir ketika seseorang makan sendirian. Keberkahan ini bukan hanya dalam bentuk kenyang atau nikmat, tetapi juga dalam ketenangan hati dan rasa syukur yang lebih dalam.
Makan bareng juga melatih kebersamaan — saat duduk satu meja, setiap anggota keluarga belajar untuk berbagi, menunggu giliran, dan saling menghormati.
2. Waktu Makan Bersama Sebagai Momen Menguatkan Ikatan Keluarga
Makan bersama bukan hanya tentang makanan, tetapi tentang cerita dan kebersamaan.
Di meja makan, anak-anak bisa berbagi pengalaman sekolah, orang tua bisa bercerita tentang pekerjaan, dan semua bisa saling bertukar nasihat ringan.
Momen ini menjadi jembatan komunikasi alami di tengah kesibukan.
Banyak penelitian modern bahkan mengungkapkan bahwa keluarga yang rutin makan bersama cenderung memiliki anak-anak yang lebih percaya diri, lebih bahagia, dan memiliki hubungan emosional yang lebih kuat dengan orang tuanya.
Hal ini menunjukkan bahwa sunnah Rasulullah ﷺ bukan hanya bernilai spiritual, tapi juga terbukti baik secara psikologis dan sosial.
3. Menghidupkan Adab Makan Sesuai Tuntunan Islam
Selain mempererat hubungan keluarga, makan bersama juga menjadi sarana menghidupkan adab Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa adab makan yang diajarkan Rasulullah ﷺ antara lain:
Membaca “Bismillah” sebelum makan
Makan dengan tangan kanan
Tidak berlebihan
Mengambil makanan yang paling dekat
Bersyukur setelah selesai makan
Dengan mengajarkan adab-adab ini saat makan bersama, orang tua tidak hanya menumbuhkan kebersamaan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai sunnah dan akhlak Islami kepada anak-anak secara alami.
4. Mengatur Waktu agar Makan Bersama Jadi Rutinitas
Kesibukan sering menjadi alasan utama sulitnya makan bersama. Namun, jika kebersamaan dianggap penting, pasti bisa diusahakan.
Tidak harus setiap waktu makan — cukup satu kali sehari atau beberapa kali dalam seminggu, asalkan dilakukan dengan niat menjaga silaturahmi dan keberkahan.
Beberapa tips yang bisa diterapkan:
Tentukan waktu tetap, misalnya makan malam setelah Isya
Matikan TV dan letakkan gadget saat makan
Sajikan makanan sederhana namun penuh cinta
Ajak seluruh anggota keluarga berpartisipasi dalam menyiapkan meja atau memasak
Kegiatan kecil seperti ini akan membuat setiap orang merasa dihargai dan terlibat.
5. Menjadikan Makan Bersama Sebagai Wadah Edukasi dan Doa
Selain berbagi cerita, waktu makan bisa dimanfaatkan untuk menanamkan nilai-nilai Islami.
Orang tua bisa menyisipkan kisah Nabi, menjelaskan makna doa sebelum makan, atau mengingatkan pentingnya bersyukur atas rezeki Allah SWT.
Rasulullah ﷺ sendiri adalah teladan dalam hal ini. Beliau makan dengan para sahabat dengan penuh kesederhanaan dan kebersamaan, tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lain.
Beliau juga menegaskan bahwa barakah hadir ketika umat Islam makan bersama dan berbagi.
6. Doa dan Syukur: Penutup yang Membawa Keberkahan
Setelah selesai makan, Rasulullah ﷺ mengajarkan doa:
“Alhamdulillahilladzi ath’amana wa saqana wa ja‘alana minal muslimin.”
(Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami termasuk golongan orang-orang Islam.)
Doa ini sederhana namun sarat makna — mengingatkan kita bahwa makanan bukan hanya hasil kerja keras, tapi karunia dari Allah SWT.
Mengakhiri makan bersama dengan doa akan membuat suasana lebih hangat dan penuh rasa syukur.
Makan bersama keluarga bukan hanya tradisi — ia adalah ibadah ringan yang penuh pahala.
Dengan makan bareng sesuai sunnah, keluarga belajar tentang kesederhanaan, kebersamaan, dan rasa syukur.
Kegiatan ini bisa menjadi cara paling sederhana untuk menjaga keharmonisan rumah tangga dan menumbuhkan nilai-nilai Islam dalam keseharian.
Mulailah dari hal kecil — satu meja, satu hidangan, dan satu niat baik untuk mencari keberkahan bersama.
Sebab, keluarga yang berkumpul dalam kebaikan, akan selalu disatukan oleh rahmat Allah SWT.