Membedakan Ujian dengan Adzab

16 Nov 2020
Sumber foto: www.pexels.com

Sobat Atlas tentu pernah mendengar istilah ujian dan adzab, namun apakah kedua hal tersebut merupakan dua hal yang sama atau justru berbeda? Artikel ini akan memberikan sedikit penjelasan kepada Sobat Atlas, yuk!

Dunia ini merupakan sesuatu yang bersifat sementara sebelum umat manusia kekal nanti di akhirat. Selama hidup di dunia ini, manusia akan berlomba untuk menuju surge dari Allah SWT atau bahkan terlena dengan kenfanaan yang ada di dunia ini sendiri dan melupakan misi penting kehidupan manusia, mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan di akhirat nanti.

Ujian memiliki arti secara bahasa berupa ikhtibar (penyelidikan) serta imtihan (percobaan). Bentuk dari ujian tidak hanya melalui keburukan, Allah SWT juga memberikan ujian kepada umat manusia dengan kesenangan untuk menguji hambaNya yang bersyukur atas ujian nikmat tersebut, atau justru malah menjadi kufur?

Dalam QS Al Kahfi:7 Allah SWT berfirman “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara merka yang terbaik perbuatannya.”

Bagi seseorang yang kuat imannya dan taat ibadahnya maka ujian adalah bentuk dari cara Allah SWT mencintai hambaNya. Ujian yang menimpa bertujuan untuk mengangkat derajat, menambah pahala ataupun membersihkan jiwa-jiwa manusia yang sedang diuji. Selain itu sebuah ujian juga dapat menjadi penggugur dosa-dosa hamba Allah SWT.

Namun berbeda dengan Adzab yang meruapkan hukuman ataupun siksaan bagi orang-orang kafir ataupun orang-orang yang bermaksiat kepada Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat. Seperti yang difirmankan oleh Allah dalam QS As Sajdah:21

“Dan Sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebahagian adzab yang dekat (di dunia) sebelum adzab yang lebih besar (di akhirat). Mudah-mudahan mereka kembali ke jalan yang benar”.

Sementara itu Nabi Muhammad SAW bersabda diriwayatkan oleh Anas bin malik

“Sesungguhnya Allah SWT tidaklah menzalimi seorang mukmin, diberikan kepadanya kebaikan di dunia dan disediakan baginya pahala di akhirat. Adapun orang yang kafir maka ia memakan dengan kebaikan-kebaikan yang dilakukannya di dunia sehingga ketika dia kemabli ke akhirat maka tidak ada lagi satu kebaikan pun sebagai ganjaran baginya.” (HR. Muslim).

Maka Sobat Atlas hendaklah untuk terus meningkatkan keimanan kepada Allah SWT dengan menjalankan perintahNya serta menjauhi laranganNya. Serta hendaklah untuk senantiasa bersabar dan meminta pengampunan ketika Sobat Atlas sedang dalam kondisi diberi musibah yang bisa jadi merupakan ujian dari Allah SWT. Wallahualam.