Hikmah Covid-19 yang Perlu Diketahui

11 May 2020
Sumber foto: www.pexels.com

Di awal 2020, masyarakat dihebohkan dengan fenomena baru, yaitu virus corona di kota Wuhan, Hubei, Republik Rakyat Tiongkok. Lalu, menyebar di negara-negara lainnya termasuk Indonesia. Per April, terdapat 9.771 kasus yang dikonfirmasi positif Covid-19 dan tak sedikit pula pasien yang sembuh dari virus ini. Ada pepatah mengatakan “setiap masalah pasti ada hikmahnya.” Maka di balik pandemi ini terdapat hikmah yang dapat dipetik. Lantas, apa saja hikmah dibalik wabah ini?

  1. Allah SWT Mengingatkan Manusia KuasaNya
    Ilmu manusia dibanding dengan ilmu milik Allah SWT hanyalah setetes tinta di lautan. Jangankan hal yang besar, sesuatu yang sangat kecil seperti virus saja siapa sangka dapat merubah dunia seperti ini. Dokter dan ilmuwan bekerja keras untuk mendapatkan vaksin yang dapat diproduksi dan Allah menitipkan ilham berupa pengetahuan bahwa manusia dapat menaikkan imunnya dengan cara mengonsumsi sayur, buah, rempah, diimbangi dengan olahraga, dan berjemur saat pagi hari. Allah SWT dalam surah Fushshilat ayat 53 berfirman:

    Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”

    Pada ayat tersebut tersirat bahwa setiap sakit pasti ada obatnya adalah salah satu bentuk kekuasaan Allah yang ada dalam diri kita sendiri.

  2. Muhasabah Diri Bahwa Manusia adalah Makhluk Lemah
    Kasus kematian pada wabah ini termasuk tinggi, setiap hari ada saja kasus baru yang berujung pada kematian. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada garda terdepan (tenaga medis), kita memang tak dapat mengelak bahwa manusia adalah makhluk yang lemah. Virus ini membuat kita tersadar betapa kuatnya kita saat memberi manfaat untuk orang lain, namun acap kali tidak sadar apa yang terjadi pada diri sendiri. Manusia adalah makhluk yang lemah, namun jangan menyerang dan kemudian menjadi hamba yang kuat dalam beribadah dan menunaikan kewajiban terhadap sesama.

  3. Muhasabah Level Keimanan kepada Allah
    Pandemi ini dapat menjadi pengingat bagi kita yang masih memiliki kedudukan hati terhadap dunia. Musibah ini mengingatkan kita tentang kematian yang dapat terjadi kapan saja, pada siapa saja, dan dimana saja. Seperti yang diucapkan Abu Hurairah tentang sabda Rasulullah SAW, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (HR. Bukhari dan Muslim)
  4. Merangsang Alim dan Ulama Bersatu dalam Mujtahid
    Wabah corona tak dapat dipungkiri merubah seluruh aktivitas dan kehidupan manusia di muka bumi. Saat ini ulama sedang bersatu untuk membagikan ilmunya seputar agama, tafsir, hadist, dan fiqih untuk bersama melawan virus ini dan apa saja yang dapat dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama wabah corona.
    Bentuk kerjasama antara alim dan ulama untuk menciptakan fatwa yang bermanfaat bagi manusia adalah keindahan intelektualitas Islam yang nilai-nilainya harus diterpakan dalam berbagai sendi kehidupan, seperti : musyawarah, fastabiqul khairat, dan berpedoman pada Al-Qur’an dan hadist dengan menggunakan hati, jiwa, dan akal.
  5. Menguji Ego Diri Ketaatan pada Ulama
    Saat ini banyak pro dan kontra tentang fatwa tidak diperbolehkannya melaksanakan shalat Jum’at berjamaah dikarenakan dapat menyebarkan virus corona. Ada pula kalangan yang tetap melaksanakannya dan ada pula yang sudah melakukan ibadah dari rumah. Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa tentang beribadah dari rumah, maka kita mesti sadara bahwa majelis ulama tidak mengeluarkan fatwa dengan sia-sia dan inshaaAllah semua fatwa ditujukan untuk kemaslahatan umat Islam bersama. Aamiin ya Rabbal Alamiin...