Bekal Untuk Dunia Adalah Harta, Bekal Untuk Akhirat Adalah Taqwa: Kebijaksanaan Dalam Perspektif Islam

30 Apr 2024

Dalam perjalanan hidup ini, manusia sering kali dihadapkan pada dua realitas yang tak terhindarkan: dunia dan akhirat. Perspektif Islam mengajarkan bahwa untuk menghadapi kedua kenyataan ini, setiap individu membutuhkan bekal yang berbeda-beda. Bekal untuk dunia sering diidentifikasi dengan harta, sementara bekalan untuk akhirat adalah taqwa, yaitu ketakwaan kepada Allah.

Bekal untuk Dunia: Harta

Dunia adalah panggung bagi aktivitas material manusia. Di dalamnya, harta sering dianggap sebagai aspek utama yang mendukung kehidupan dan memberikan keamanan finansial. Harta dapat berupa kekayaan materi seperti uang, properti, atau barang berharga lainnya. Dalam konteks ini, Islam tidak mengharamkan kepemilikan harta, namun mengajarkan agar harta tersebut digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab.

Allah SWT dalam Al-Qur'an menyebutkan bahwa harta adalah ujian bagi manusia (QS. Al-Imran: 186). Artinya, bagaimana seseorang menggunakan harta yang diberikan Allah merupakan bagian dari ujian keimanan dan kepatuhan kepada-Nya. Islam mendorong umatnya untuk memperoleh harta dengan cara yang halal dan berkah serta untuk membagi-bagikannya kepada yang membutuhkan sebagai bentuk pemberdayaan sosial.

Namun, penting untuk diingat bahwa harta tidak dapat membawa kebahagiaan sejati atau menjamin keselamatan di akhirat. Meskipun harta bisa memberikan kenyamanan materi, kekayaan semata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan spiritual manusia.

Bekal untuk Akhirat: Taqwa

Sementara bekal untuk dunia yang berkaitan dengan kekayaan materi, bekal untuk akhirat justru diserahkan pada keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Taqwa adalah konsep sentral dalam Islam yang mencakup kesadaran akan kehadiran Allah dalam segala aspek kehidupan, dan mempertahankan diri dari perbuatan dosa serta meningkatkan amal saleh.

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menjelaskan bahwa taqwa adalah kunci keselamatan di akhirat (QS. Al-Baqarah: 197). Ketakwaan mencakup ketaatan terhadap perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Meliputi menjalankan ibadah, berlaku adil, menghormati sesama manusia, dan mengendalikan hawa nafsu.

Taqwa juga membawa kebahagiaan sejati dan ketenangan batin. Dengan memiliki kesadaran akan Allah, seseorang akan merasa tenang dalam menghadapi ujian dan cobaan hidup. Ketika seseorang menjadikan taqwa sebagai bekal utama, maka ia akan memandang dunia sebagai tempat ujian sementara, sambil mengejar kebahagiaan abadi di akhirat.

Sebaik-baik Bekal : Ketaqwaan

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abi Hatim, Rasulullah SAW menyatakan bahwa sebaik-baik bekal adalah ketaqwaan. Ini menegaskan bahwa dalam mengarungi kehidupan ini, ketaqwaan adalah aset terpenting yang dapat membimbing manusia menuju kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

Oleh karena itu, sebagai umat Islam, penting bagi kita untuk mengatur prioritas hidup dengan bijak. Kita dianjurkan untuk memperoleh harta dengan cara yang halal dan berkah, serta untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dalam setiap langkah yang kita ambil. Dengan demikian, kita dapat mempersiapkan diri dengan bekal yang paling berharga untuk menghadapi dua realitas penting dalam kehidupan ini: dunia dan akhirat.